Sebanyak 14 pemuda dan remaja melakukan tindakan biadab di Rejang Lebong, Bengkulu. Mereka memperkosa dan membunuh seorang siswi berumur 14 tahun.
detikcom melihat lokasi kejadian bersama rombongan Mensos Khofifah Indar Parawansa, Jumat (6/5/2016). Untuk mencapai desa tersebut, butuh 4 jam perjalanan normal dari pusat kota Bengkulu. Akses jalan ke desa sudah beraspal namun sempit.
Di desa tempat tinggal korban, jarak satu rumah dengan rumah lainnya berjauhan. Banyak kebun kopi, karet, sengon, kelapa sawit dan juga sawah.
Aktivitas hilir mudik kendaraan juga tidak sering terlihat sering melintas. Jalanan tersebut praktis sepi dari lalu lintas masyarakat.
Di lokasi kejadian, garis polisi masih terpasang. Selain pepohonan, ilalang tumbuh mengisi pohon-pohon yang posisinya berjarak.
Berjalan masuk ke dalam area tersebut, sekitar 8 meter akan dataran tanah yang menurun seperti jurang. Di bawahnya mengalir sebuah sungai kecil.
Menurut keterangan dari kepolisian jasad korban ditemukan di dataran menurun tersebut. Polisi dan warga menemukan jasad korban dalam keadaan susah membusuk dan hanya ditutupi dedauan setelah 4 hari korban dinyatakan hilang.
Sebetulnya jarak dari lokasi kejadian ke rumah warga tidak terlalu jauh. Kurang dari 100 meter sudah bisa ditemui perumahan warga. Hanya saja berdasarkan keterangan warga, daerah tersebut memang biasa sepi.
"Memang kalau jalanan siang hari sepi, karena warga kebanyakan berekebun," ujar warga setempat.
Warga Desa Kasie Kasubun mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani kopi. Di halaman rumah warga memang sangat mudah ditemui kopi-kopi hasil petikan yang tengah dijemur.
Pasca kejadian tewasnya siswi tersebut, pemerintah daerah setempat berwacana untuk mengadakan angkutan umum. Selain untuk anak sekolah hal ini dimaksudkan membantu transportasi para wanita. Sebab belum ada sarana transportasi di desa ini.
Kejadian tragis yang menimpa korban pada Sabtu (2/4) terjadi saat korban berjalan kaki pulang sekolah. Di tengah perjalanan, korban dicegat sekelompok pemuda dan remaja yang kemudian memperkosa dan membunuhnya.
"Setelah kejadian di sini, pemerintah daerah sempat mau adakan mobil angkutan untuk anak-anak. Seandainya ada, untuk ibu-ibu juga akan terbantu kalau mau ke pasar," ucap Suwanto yang juga warga Desa Kasie Kasubun.
Sumber: Detik