Menghebohkan karena buaya sepanjang 3 meter yang diklaim sebagai buaya pemakan manusia ini berhasil ditangkap oleh otoritas di wilayah Sarawak, Malaysia, tepatnya di Sungai Samarahan, Senin (10/10/2016).
Otoritas yang dikenal dengan nama The Sarawak Forestry Corporation (SFC) menyebutkan, penangkapan buaya ini merupakan bagian dari sebuah operasi khusus yang dijalankan oleh tim SFC bernama Swift Wildlife Action Team (SWAT).
Otoritas yang dikenal dengan nama The Sarawak Forestry Corporation (SFC) menyebutkan, penangkapan buaya ini merupakan bagian dari sebuah operasi khusus yang dijalankan oleh tim SFC bernama Swift Wildlife Action Team (SWAT).
Berdasarkan penjelasan SFC, operasi perburuan ini mencakup wilayah dengan radius delapan kilometer dari titik di mana Osman diserang.
Penangkapan buaya pemakan manusia ini awalnya dilakukan dengan cara memasang 13 kait lengkap dengan umpan.
Hasilnya , buaya itu berhasil terperangkap dan tim pun langsung melakukan tindakan sadis dengan membedah perut buaya tersebut.
Pembedahan itu dilakukan demi melakukan evakuasi terhadap korban yang berhasil disantap buaya tersebut.
Dan setelah dibedah, hasilnya sungguh mengejutkan. Apa isinya?
Penangkapan buaya pemakan manusia ini awalnya dilakukan dengan cara memasang 13 kait lengkap dengan umpan.
Hasilnya , buaya itu berhasil terperangkap dan tim pun langsung melakukan tindakan sadis dengan membedah perut buaya tersebut.
Pembedahan itu dilakukan demi melakukan evakuasi terhadap korban yang berhasil disantap buaya tersebut.
Dan setelah dibedah, hasilnya sungguh mengejutkan. Apa isinya?
Di dalam isi perut buaya tersebut terlihat jika ada sisa tulang dan rambut.
Sejak saat itu, tim pun terus melakukan pemeriksaan . Bahkan kabarnya mereka belum akan menghentikan perburuan dan akan mencari buaya dengan ukuran yang lebih besar.
Pemeriksaan forensik lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan apakah temuan itu sesuai dengan tulang dan rambut manusia,” demikian bunyi pernyataan SFC.
Tim Otoritas itu yakin jika buaya – buaya pemakan manusia itu tinggal di Sungai Samarahan. Dengan begitu , pemantauan air di daerah ini akan terus dilakukan untuk menghilangkan kekhawatiran warga akan serangan reptil ganas tersebut.
Sejak saat itu, tim pun terus melakukan pemeriksaan . Bahkan kabarnya mereka belum akan menghentikan perburuan dan akan mencari buaya dengan ukuran yang lebih besar.
Pemeriksaan forensik lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan apakah temuan itu sesuai dengan tulang dan rambut manusia,” demikian bunyi pernyataan SFC.
Tim Otoritas itu yakin jika buaya – buaya pemakan manusia itu tinggal di Sungai Samarahan. Dengan begitu , pemantauan air di daerah ini akan terus dilakukan untuk menghilangkan kekhawatiran warga akan serangan reptil ganas tersebut.
