Seorang profesor dari Universitas Sophia Jepang, Prof Takashi Sakai mengungkapkan kemungkinan kembaran Candi Borobudur adalah Lebak Cibedug yang ada di Desa Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun.
"Kembaran Borobudur, sangat mirip adalah Lebak Cibedug, dengan bentuk yang sangat mirip dengan Borobudur, namun kemudian tidak jadi dibangun," kata Sakai.
Candi Borobudur yang diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO, badan PBB, dibangun sekitar tahun 770 dan Lebak Cibedug menurutnya juga dibangun sebelum Borobudur dibangun, meski tidak diketahui kapan pastinya.
Sakai mengakui melihat bentuk bangunan dan cara membangun kedua bangunan tersebut mirip dengan menumpuk batu-batu dan tanah, bukan merupakan gunung atau kawah yang mati.
Cara menuju Lebak Cibedug dari Rangkasbitung dapat melalui Cipanas sampai ke Desa Citorek dengan menempuh jalan berliku di daerah perbukitan.
Selanjutnya dari Desa Citorek ke lokasi situs, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 4 sampai 6 jam melalui jalan setapak.
Jika tidak hujan bisa juga mengendarai ojek dengan tarif antara Rp 250.000 hingga Rp. 300.000.
Berdasarkan bentuk bangunan secara keseluruhan, situs Lebak Cibedug terdiri dari punden berunduk, sumuran, menhir, batu bergores, dan sebaran batu tukuh, dengan batas-batas situs.
Di sebelah utara dan selatan berbatasan dengan Sungai Cibedug; sebelah barat dengan Sungai Cibedug dan kampung Cibedug; di sebelah timur berbatasan dengan Pasir Manggu.
Punden berunduk situs Cibedug terdiri dari tiga bangunan berteras membentuk piramid berorientasi dari barat ke timur, terbuat dari bahan batuan andesit. Masing-masing teras memiliki bangunan berunduk-unduk.
Teras pertama terletak di bagian barat, merupakan dataran yang paling rendah dan luas dibandingkan dengan teras kedua dan ketiga. Teras kedua terletak di bagian tengah, terdiri dari empat undakan dan teras ketiga terletak di puncak bukit pada sisi bagian timur terdiri dari sembilan undakan.
Tangga masuk menuju tempat bangunan berada di tepi aliran Sungai Cibedug, terbuat dari susunan batu andesit dan bongkahan batu lempung.
Pada bagian awal tangga terdapat lingga semu (menhir yang bagian ujungnya telah diperhalus membentuk lingga), berada pada titik koordinat 060 42’ 54.9” LS dan 1060 17’ 30.3” BT dengan elevasi 874 m di atas permukaan laut.
Baca Juga: Burung Hantu ini Bisa Putar Kepalanya Hingga 270 Derajat
Sumber: Tribun News