Sering kita jumpai banyak pasangan muda mudi yang menunda menikah karena alasan masih menabung untuk biaya pernikahan dan resepsi. Kemapanan finansial juga terkadang menjadi alasan seseorang untuk menunda langkah meresmikan sebuah hubungan dalam mahligai pernikahan. Namun kisah seorang pemuda asal Kendari, Sulawesi Selatan ini mungkin bakal menampar siapapun yang masih suka menunda-nunda menikah karena alasan biaya.
Dikisahkan oleh Hadis Shahih yang dikutip brilio.net, Kamis (1/9), pemuda bernama Rizki Ramadhan itu menikahi wanita pilihannya dengan mahar hanya Rp 25 ribu. Tak hanya itu, acara akad nikahnya pun digelar dengan sangat sederhana dan hidangan seadanya, yaitu pisang goreng dan teh panas.
"Mereka yg lemah mungkin akan berkata, tidak akan mungkin menikah dengan uang Rp 25.000, tidak akan mungkin hidangan walimahan hanya dengan pisang goreng dan teh panas,? Masyaallah Di usia 25 thn, Malam ini telah nyata pertanyaan diatas terjawab, pernikahan itu terjadi," tulis Hadis Shahih pada akun media sosialnya.
Jika dibandingkan dengan kebutuhan anak muda di usia 25 tahun, nilai mahar tersebut mungkin tidaklah seberapa. "Di mana harga Androidmu jauh lebih mahal dari mahar pengantin ini. tak ada daging, tak ada menu resepsi, bahkan paket datamu lebih mahal dari hidangan walimahan ini, pemuda ini telah memberi pembelajaran untuk kita semua bahwa pintu nikah itu mudah tanpa mempersulit diri," lanjutnya.
Membaca kisah pemuda berusia 25 tahun itu dalam melangsungkan pernikahan, netizen pun melontarkan komentar yang beragam. "Dari dulu smpe skrng menikah it mudah tanpa uwang pun bisa. jadi di jaman skarang tidak usah kaget. karena jaman skrang orang yg di pikirkan cuman GENGSI, kalo ga wewah tidak. karena in lah para anak muda mudah jg melakukn pergaukan di luar nikah. hidup tak harus mewah," kata Bagus Setia.
"Jangan ikut gengsi ikutilah sunah nabi, pernikahan jaman sekarang mahartinggi pesta mewa sekali ujung2 ngitung rugi karna tellu mengikut gensi,kesananya ria ingin di puji, agama islam tak mmbebankan tinggi itu tinggal pikirkan sediri mau yg gimna??" Rossita Yeti.
Dari kisah ini kita belajar jika menikah itu sebenarnya tidak rumit. Kita sendiri yang terkadang mempersulit diri dengan nominal juta ataupun prosesi adat. Ketika ada kemudahan dan kesederhanaan sesuai yang diajarkan agama, namun mengapa sebagian lain mempersulit dirinya dengan acara seremonial yang justru memberatkan diri?
SUMBER brilio.net