R27mUISKY8MAeCpFpAtsSpjGWGukfoZYVKEfkHA4

Orang Yang Tiba Tiba Jenius Setelah Kecelakaan Fatal

Genius atau dalam bahasa sehari hari dituliskan jenius memiliki arti kapasitas kecerdasan atau kepintaran di atas rata rata yang dimiliki oleh seseorang. Pemikiran yang orisinil, kreatif dan visual yang jelas menjadi beberapa ciri dari orang jenius, karena tidak semua orang bisa melakukan hal tersebut. Banyak versi yang mengatakan bagiamana manusia itu bisa menjadi jenius, ada yang mengatakan itu adalah bawaan dari lahir, dan ada pula yang mengatakan bahwa jenius itu adalah usaha dari kerja keras. Kemauan yang kuat akan mendorong anda untuk menguasai bidang yang anda minati, karena pada dasarnya orang yang jenius adalah orang yang menguasai apa yang menjadi bidangnya. Agak bergeser dari topik ini, percaya atau tidak, beberapa orang dibawah ini malah mendapati dirinya mendadak menjadi jenius setelah terjadi sesuatu pada dirinya. Berikut manusia yang tiba tiba genius setelah terjadi kecelakaan fatal.

Jason Padgett Menjadi Jenius Setelah Dipukul


Perbedaan penampilan Jason Padgett dulu dan sekarang via infonubia.com 

Jason Padgett yang drop-out dari sebuah universitas bekerja di toko furniture milik ayahnya. Namun, insiden penjambretan di sebuah karaoke bar di Tacoma, negara bagian Washington, Amerika Serikat, mengubah hidupnya untuk selamanya. Setelah mengalami cedera otak dalam, Jason mulai melihat dunia di sekelilingnya dengan 'kacamata baru'. Ia juga menjadi terobsesi dengan matematika dan fisika. Mulanya, pada usia ke-31, Jason adalah sosok 'gila pesta'. Punya potongan rambut mullet, mengendarai mobil Camaro merah. Ini awal perubahan hidupnya: pada 13 September 2002 malam, Jason pergi ke bar karaoke dekat rumahnya. Tak disangka, ia jadi korban penjambretan.

Dua pria menyerangnya dari belakang. Pukulan di bagian belakang kepalanya membuatnya tak sadarkan diri. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, dirawat karena mengalami lebam. Namun, ia dibolehkan pulang di malam yang sama. Pagi berikutnya Jason bangun dan menemukan daya penglihatannya berubah. Ia bisa melihat hal-hal detil yang sebelumnya lolos. Saat menyalakan keran di kamar mandi, ia melihat garis tegak lurus yang tergambar dari air yang mengalir. "Awalnya aku merasa heran dan khawatir. Namun, apa yang kulihat sedemikian cantik, aku berdiri kagum menatapnya," kata dia. Jason Padgett lalu berhenti kerja dan menghabiskan waktu belajar matematika dan fisika, fokus pada fraktal pola berulang dalam geometris.

Ia yang awalnya tak punya bakat seni, mulai menggambar fraktal dalam detail yang ekstrem. Kadang-kadang perlu beberapa minggu untuk melakukannya. Namun, kecenderungan barunya itu juga membawa dampak buruk. Sejak itu Jason tak pernah keluar, menjadi tertutup, dan mulai menghabiskan lebih banyak waktu di rumah -- menutup jendela dengan selimut dan menolak dikunjungi orang. Ia juga menjadi terobsesi dengan kuman, mencuci tangannya kuat-kuat sampai merah. Jason juga tak akan memeluk putrinya sendiri jika buah hatinya itu tak mencuci tangan dengan benar. Jason mengira, ia mulai gila. Sampai suatu hari ia melihat film dokumenter BBC tentang Daniel Tammet, seorang autis dengan savant syndrome -- suatu kondisi langka di mana orang dengan gangguan perkembangan saraf, gangguan autisme terutama spektrum atau cedera otak, menunjukkan kapasitas yang mendalam dan luar biasa atau kemampuan jauh melebihi dari apa yang akan dianggap normal.

"Ini dia, ini yang terjadi padaku. Ya Tuhan, orang lain dapat melihat apa yang saya lihat!" demikian pikir dia saat itu. Setelah melihat dokumenter tersebut, ia memutuskan untuk menghubungi Dr Darold Treffert, ahli savantisme, yang kemudian mendiagnosis dia dengan 'acquired savant syndrome'. Saat ini hanya ada sekitar 40 orang di dunia yang didiagnosa dengan sindrom -- di mana orang terlihat lebih cerdas setelah mengalami cedera otak. Jason makin memahami kondisinya setelah pergi ke Finlandia untuk diperiksa Dr Berit Brogaard. Menggunakan fMRI untuk memindai otak Jason, Dr Brogaard menemukan bahwa sisi kiri pasiennya lebih aktif, khususnya di lobus parietal di mana kemampuan matematika berada. Diduga, setelah mengalami cedera, neurotransmiter membanjiri sisi kiri otak Jason dan akhirnya mengubah struktur, membuatnya menjadi sangat istimewa. Jason memutuskan untuk menerapkan kapasitas otak barunya dengan mendaftar di perguruan tinggi. Kini, pada usia 43 tahun, ia yakin setiap orang punya potensi jenius yang belum terungkap. "Saya adalah bukti hidup bahwa ada kekuatan (pikiran) yang terkubur dalam diri kita semua," kata dia. "Jika bisa terjadi kepada saya, itu bisa terjadi pada siapa saja."

Tony Cicoria Jago Main Piano Setelah Tersambar Petir

Seorang dokter bedah tulang memutuskan menelepon ibunya dari sebuah telepon umum saat langit berawan dan petir mulai menyambar. Secara mendadak, adegan ala film kartun terjadi. Tony Cicoria terkena sengatan petir yang menyambar telepon tersebut. Setelah sempat mati suri beberapa saat, Tony merasakan gejala normal yang kerap dialami oleh orang yang baru saja terkena listrik tegangan tinggi seperti lemas dan kehilangan ingatan. Namun keluhan tersebut hilang setelah beberapa minggu.

Keluhan Tony satu-satunya adalah secara tiba-tiba dia mulai mendengar dentingan piano didalam kepalanya, Dia juga mulai tertarik pada piano. Padahal sebelumnya Tony adalah seorang pencinta musikrock! Hebatnya lagi, Tony secara mendadak jenius, ia mampu memainkan apapun yang didengarnya lewat piano. Tony akhirnya mengeluarkan karya musiknya yang diberi nama “Lightning Sonata” (Irama Petir). Menurut dokter yang memeriksa otak Tony, sengatan petir bervoltase tinggi yang dialami Tony menyebabkan anomali dibagian otaknya yang mengatur kemampuan bermusik.

Noraini Ismail Jadi Jenius Setelah Tabrakan Motor

Noraini Ismail saat di wawancara via youtube.com 

Korban cedera otak menjadi jenius juga pernah dialami seorang gadis Malaysia. Pada 2012, Noraini Ismail yang kala itu berusia 17 tahun, mengendarai sepeda motor, berboncengan dengan saudara lelakinya. Nahas, kendaraan mereka menabrak truk di kawasan Besut, bulan lalu. Noraini lantas dirawat di Rumah Sakit Universiti Sains Malaysia di Kubang Kerian. Ia sempat tak sadarkan diri selama 11 jam. Dokter menemukan gumpalan darah di bagian otaknya. Tak lama kemudian ia membaik, dan mulai bisa bicara. Tapi kata-kata yang meluncur dari mulutnya tak bisa dimengerti. "Bahasa aneh" itu ternyata gabungan dari Bahasa China, Jepang, Korea, dan Indonesia.

Noraini pun mengaku heran dengan kemampuan barunya itu. Padahal, ia sama sekali tak belajar bahasa-bahasa itu. Meski, ia mengaku gemar nonton drama Korea dan China di televisi sebelum celaka. "Tak pernah terlintas dalam benak, saya bisa bicara dalam bahasa yang sama dengan para aktor dalam drama itu," kata dia. Tak hanya bicara, selera makan Noraini pun berubah pasca kecelakaan. Ia kini lebih suka makan ikan dan minum susu kedelai, makanan favoritnya dulu, petai dan kecap "budu" sama sekali tak disentuh. Ia juga makin feminin, tak tomboy seperti sebelumnya. Yang bikin ibunya senang, Noraini makin hormat pada orangtua.

Menjadi Sangat Pintar Setelah Kecelakaan Sky


Wanita yang diyakini menjadi jenisu setelah kecelakaan sky via deadbees.net 

Wanita yang tidak diketahui namanya ini berkisah tentang pengalamannya saat tengah berlibur bersama keluarga di sebuah lokasi yang juga dirahasiakan. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, ia pun memanfaatkan momen itu untuk bermain ski. "Baru menuruni setengah bukit, saya tak dapat mengendalikan kecepatan laju saya yang tampaknya terlalu tinggi. Tahu-tahu saya sudah berada di ujung, dan saat itu licin. Saya pun terbang," tuturnya. Wanita ini menduga ia jatuh pingsan setelah adegan terbang tadi. Apalagi saat terbangun ia sudah berada dalam posisi terbaring dan disebelahnya ada sang kakak yang tengah berjongkok, memastikan kondisinya baik-baik saja.

Tapi karena ia tidak mengeluh pening atau mual, ia pun kembali bermain ski. Ia mengaku hanya merasakan sedikit sakit kepala dan nyeri pada bahunya, yang belakangan ia ketahui karena bahunya terkilir dan tulang kerah yang patah. Setelah sempat menunda check-up ke rumah sakit selama dua hari, ia akhirnya didiagnosis dengan gegar otak ringan. Akan tetapi beberapa minggu kemudian, ia mulai merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Mengutip dari laman blognya di alamat XOJane.com, wanita ini mengkalim penglihatan dan daya ingatnya berubah secara drastis. "Meskipun saya masih merasakan vertigo karena kecelakaan, tapi cara saya melihat sesuatu berbeda dari biasanya. Saya tiba-tiba bisa mengingat semua tempat yang pernah saya datangi, terutama gedung. Seperti membuka-buka lembaran buku saja," katanya.

Hanya saja gejala-gejala ini sempat ia abaikan selama beberapa waktu. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk berbicara dengan dokternya dan pihak rumah sakit, untuk meminta melakukan sejumlah tes. Tanpa diduga, kondisinya tak mudah untuk didiagnosis. Bahkan lama-lama ia menjadi obsesi bagi setiap ahli saraf yang ada di rumah sakit tersebut. Bagaimana tidak, wanita ini mengaku tak hanya dapat mengingat tempat-tempat yang pernah ia kunjungi dengan 'akurasi yang mencengangkan' tapi juga bisa menggambar diagram dari tiap struktur tempat tersebut tanpa cela. "Saya juga katakan kepada mereka, apa yang saya ingat ini terlalu banyak, ini tidak seperti biasanya," imbuhnya.

Franco Magnani Memori Super Setelah Sakit Demam


Franco Magnani sat menggambar lukisan via ndig.com.br

Seorang imigran asal Italia datang ke San Fransisco untuk mencari pekerjaan. Tak berapa lama kemudian dia terserang demam dan akhirnya diketahui bahwa Franco terjangkit infeksi otak yang cukup serius. Beruntung, nyawanya masih bisa diselamatkan. Uniknya, setelah sembuh dari penyakitnya itu Franco Magnani justru mendapatkan kekuatan super. Dia tiba-tiba memiliki memori yang sangat kuat dan dapat mengingat dengan jelas detail dari setiap tempat yang pernah didatanginya di masa lalu.

Yang lebih aneh, Magnani secara ajaib memiliki dorongan kuat untuk menggambar. Dia mulai membuat lukisan tentang tempat-tempat tersebut. Dan hebatnya, gambarnya sama persis dengan keadaan saat itu. Beberapa orang yang merasa tidak percaya mulai mengambil foto asli objek lukisan Magnani. Dan yeah, memang sesuai dengan bentuk aslinya.





Sumber:
Related Posts

Related Posts