Ada sebuah fakta mengejutkan saat para ilmuwan Rusia menemukan kuburan kuno di Desa Staryi Tartas, Siberia. Puluhan kuburan dari Zaman Perunggu itu berisi sepasang tengkorak yang dikubur saling berhadapan. Beberapa bahkan saling bergenggaman tangan.
Para arkeolog kemudian berusaha menjelaskan apa yang mungkin terjadi di balik fakta tengkorak yang telah terkubur sekitar 3.500 tahun itu. Pasalnya, tidak semua kuburan berisi sepasang tengkorak. Dari 600 kuburan yang diteliti, hanya puluhan yang berisi sepasang tengkorak.
Profesor Vyacheslav Molodin, direktur penelitian di Institute of Archeology and Ethnography dari Russian Academy of Sciences cabang Siberia menuturkan, berbagai teori dan asumsi bermunculan. Salah satunya berpendapat, tengkorak wanita merupakan istri yang meninggal belakangan dan kemudian dikuburkan bersama bersama jasad suaminya.
“Kita bisa menyebutkan suaminya meninggal, lalu istrinya dimakamkan bersama. Atau, kuburan itu memang dibuka untuk beberapa waktu sehingga bisa mengubur orang lain. Bisa juga, keduanya meninggal bersama-sama,” ujarnya, seperti dilansir Daily Mail.
Sebelumnya, ilmuwan juga menemukan tengkorak dewasa yang dimakamkan bersama tengkorak anak-anak di kuburan kawasan Novosibirsk, Siberia bagian barat. Kata Molodin, itu bisa dengan mudah diasumsikan sebagai anak dan orang tua.
Berbeda kondisinya, jika yang ditemukan adalah sepasang tengkorak dewasa. Untuk memastikan hal itu, Molodin dan timnya masih membutuhkan uji DNA dan bantuan berbagai alat paleogenetik.
Ritual kuno
Pendapat berbeda dilontarkan Profesor Lev Klein dari St Petersburg State University. Menurutnya, penguburan sepasang tengkorak dewasa bersama-sama kemungkinan dipengaruhi kepercayaan reinkarnasi. Itu mewujud dalam ritual deeksha di India kuno.
“Selama hidupnya, para pria menyumbangkan tubuh sebagai korban untuk Dewa. Deeksha dianggap sebagai proses reinkarnasi atau kelahiran kedua. Untuk menuntaskan ritual itu, saat dikubur si pria harus membuat tindakan seksual seperti proses kehamilan,” ia menerangkan.
Tengkorak wanita yang ada, diasumsikan sebagai “korban” untuk hubungan seksual simulatif di dalam kubur. Tujuannya, sekali lagi untuk mereproduksi deeksha atau reinkarnasi. Agar mereka bisa terlahir kembali di masa mendatang.
Molodin mengaku tidak mendiskreditkan pendapat itu. Namun, ia menyebutkan, itu hanya sekadar hipotesis yang membutuhkan penelitian lebih lanjut
sumber & foto : life.viva